Kadang mudah, aneh dan rahasia, dari cara-cara proses turunnya itu bisa di klasifikasikan dalam sembilan tingkatan seperti anak tangga, walau pun sumbernya sudah pasti tetap yaitu Allah Yang Maha Pemberi Rezeki.
Sudah lumrah, semua manusia di dunia ini berusaha menggapai rezeki dalam bentuk materi. Rezeki ibarat air yang diturunkan oleh Allah SWT dan kita berusaha mencari sumbernya. Permasalahannya adalah ketika sumber rezeki yang ada tersembunyi atau kita tidak melihatnya, hingga terkadang kita membutuhkan sebuah keajaiban untuk menggapainya. Keajaiban itu seharusnya dicari dari sumbernya, yaitu Allah SWT, yang Maha Pemberi Rezeki, yang kekayaanNya luas di langit dan di bumi. Dia menurunkannya melalui cara yang beragam.
Jaminan rezeki dari Allah SWT, tersurat dalam kitab suci Al Qur’an:
“…… dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya”. QS. Hud, 6.
"Engkau masukkan malam kedalam siang dan Engkau masukkan siang kedalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan". QS. Ali Imran, 27.
Sembilan tingkatan sumber potensi rezeki:
1. Sumber pertama, Allah SWT. Ini sudah pasti, Allah SWT adalah sumber segalanya, yang mengatur bagaimana rezeki itu diturunkan. Lalu bagaimana supaya Allah SWT berkenan menurunkan rezekiNya, melalui cara Sembilan tingkatan potensi itu?, kuncinya adalah takwa kepada sumber rezeki itu dan memanfaatkan segala potensi yang diberikanNya melalui usaha. Takwa adalah jalan untuk keselamatan hidup manusia, termasuk didalamnya juga jaminan rezeki dari Allah. Karena itu dalam sembilan tingkatan lingkar rezeki, ini menempati posisi pertama, yaitu sumbernya rezeki itu Allah SWT, kemudian Ia menurunkan dengan cara yang beragam.
Bagaimana jika seseorang yang tidak menyembah Allah SWT (non muslim)?, jangankan bertakwa, mengakui saja tidak. Allah Yang Maha Pencipta, mau Dia diakui atau tidak, Dia tetap memberikan rezeki materi kepada mahluk ciptaanNya, tergantung bagaimana usaha manusia memanfaatkan potensi didirinya secara maksimal.
“…… dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya”. QS. Hud, 6.
2. Sumber kedua, Allah SWT memberikan tugas kepada Malaikat sebagai perantara rezeki. Dalam hal ini Allah SWT mengutus malaikat Mikail untuk menurunkan hujan. Malaikat Mikail disebut juga malaikat rahmat, karena ia selalu membawa kebaikan bagi manusia. Apakah malaikat Mikail hanya bertugas menurunkan hujan?, ternyata tidak. “Hujan” yang dimaksud ayat-ayat Al Qur’an adalah kekayaan. Di zaman sekarang, kehidupan sudah beragam, manusia tidak hanya bercocok tanam dalam mencukupi kebutuhan pokok hidupnya. Ada yang berdagang, menjadi guru, karyawan dan berbagai aspek lapangan pekerjaan lainnya. Karenanya dapat dipahami bahwa malaikat Mikail adalah malaikat perantara yang “membawa” rezeki. Ia merupakan perantara pertama yang menyampaikan rezeki dari Allah.
3. Sumber ketiga, adalah para Nabi. Mereka meninggalkan amalan dan do’a untuk umatnya, misalnya nabi Sulaiman, meninggalkan do’a. Sehingga siapa yang mau mengamalkan dan menggunakan do’a tersebut, maka akan menjadi orang yang kaya seperti nabi Sulaiman, walau pun jumlahnya tidak mutlak seperti nabi Sulaiman, tapi kaya seperti yang kita inginkan dalam hati dan pikiran kita.
Selain nabi Sulaiman, contoh yang dapat di teladani adalah usaha nabi Muhmmad SAW. Dari mana nabi Muhammad SAW mendapatkan harta?, peninggalan orang tuanya?, pemberian pamannya atau warisan kakeknya?, ternyata beliau mendapatkan harta bukan dari pemberian atau warisan, tapi karena usahanya sendiri dengan cara menjalin kerja sama bisnis dengan Siti Khadijah. Tidak ada data yang memastikan berapa jumlah kekayaan Nabi Muhammad SAW setelah menikah dengan kolega bisnisnya tersebut. Seperti yang telah kita ketahui, nabi Muhammad SAW selalu melakukan bisnis dengan cara yang santun dan jujur, beliau juga selalu menafkahkan hartanya dijalan Allah SWT (fisabilillah), infak sedekah itu biasa bagi beliau. Nabi Muhammad SAW sering membagikan harta, onta, tanah, kepada sahabat-sahabatnya yang miskin.
Juga ada kisah Tsa’labah yang miskin, lalu oleh nabi Muhammad SAW diberikan bantuan beberapa ekor kambing, untuk dikembangbiakkan, adalah beberapa contoh untuk menjelaskan kekayaan nabi Muhammad SAW.
4. Sumber keempat, Silaturrahim. Telah dijelaskan dalam Al Qur’an, bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal atau Silaturrahim, karena dengan Silaturrahim bisa meluaskan rezeki seseorang sederajat dengan pemahaman akliyah, bahwa orang yang bekerja keras dan cerdas bisa menghasilkan uang yang banyak, orang yang bekerja sesukanya akan menghasilkan uang biasa-biasa saja, dan orang yang tidak bekerja tidaklah mendapatkan apa-apa. Silaturrahim adalah bagian dari usaha-usaha itu. Bekerja adalah usaha lahiriah menarik rezeki, cerdas dan silaturrahim adalah usaha batiniah (tidak langsung) yang bisa menarik rezeki.
Allah Maha Kuasa yang mengatur semua siasat takdir ini, kedudukan silaturrahim sama dengan “sebab” untuk memperoleh “akibat”, dan akibat silaturrahim bisa meluaskan rezeki. Allah SWT mencurahkan rezeki kepada mahluk manusia, jika dilihat dari asalnya ada rezeki langsung dan tak langsung. Rezeki langsung adalah rezeki yang diperoleh sesuai usahanya, dan rezeki tidak langsung adalah rezeki yang datang tanpa perhitungan. Silaturrahmi sendiri termasuk sebab menarik rezeki yang datang tanpa perhitungan. Rezeki itu datang dengan tiba-tiba, tanpa diduga oleh pelakunya.
5. Sumber kelima, adalah Jaringan (link, network). Jaringan ini bisa termanifestasi dalam bentuk MLM (Multi Level Marketing). MLM menawarkan peluang besar bagi yang ingin memperoleh rezeki, sebagai penghasilan tambahan atau mulai meniti karir baru. Di negara maju seperti Amerika Serikat, MLM menjelma menjadi industri yang sangat besar, di Eropa juga semakin tumbuh menjadi bisnis yang begitu diminati, tak ketinggalan di Indonesia MLM mulai menjamur.
MLM (Multi Level Marketing) adalah bisnis yang mengandalkan Jaringan, menawarkan bidang usaha (bisnis) yang luas, produknya bisa apa saja yang penting diminati dan member manfaat, penghasilan pun bisa tak terbatas.
6. Sumber keenam, adalah Kerja. Soal pekerjaan jangan main-main, malaikat rezeki sangat tidak suka terhadap orang yang tidak serius dalam menjalankan pekerjaan. Sebab orang yang mengerjakan sesuatu dengan main-main, lebih berpotensi kegagalan. Kalau pun seandainya ia sukses dalam satu bidang pekerjaan, namun suksesnya tidak memuaskan hati. Lihatlah orang-orang yang sukses dan hidupnya kaya raya, mereka tidak main-main dengan pekerjaannya, mereka menekuni dengan serius. Orang semacam ini bisa membagi waktu antara istirahat dan kerja, antara hari efektif dan hari libur. Kesimpulannya orang-orang semacam itu, pandai melihat peluang dan potensi keuntungannya.
Bagaimana membaca potensi dan peluang ini, kita dapat menggunakan jurus pemetaan pikiran, biasa di sebut Mind Mapping.
7. Sumber ketujuh, adalah Kreatifitas. Dengan kreatifitas seseorang mampu keluar dari pemikiran kaku, sehingga bisa melihat dan menangkap peluang. Tanpa kekuatan membongkar belenggu-belenggu baku yang menyebabkan seseorang bersikap kaku, tidak akan bisa survive, tidak bisa adaptasi dengan dunia yang dinamis. Kreatifitas ini memungkinkan seseorang untuk kreatif mampu membaca peluang dan keadaan. Ini penting sekali, apalagi jika kita kaitkan dengan kondisi Indonesia, peluang kerja tidak sebanding dengan kesempatan kerja, kompetisi begitu ketat antar sesama. Makanya dalam kondisi Indonesia yang begitu, kreatifitas amat dibutuhkan.
Setiap individu itu unik, dan dalam keunikkannya menyimpan potensi yang berbeda-beda, bagaimana seseorang menemukan potensinya dan peluang kreatif, untuk mendatangkan rezeki sesuai dengan potensi yang dimiliki?.
8. Sumber kedelapan, adalah Epos (Energi Positif). Energi positif ini juga bisa memicu lancarnya rezeki, Epos dapat diraih dengan bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah, bersikap optimis dan selalu bersemangat, berbaik sangkah pada Allah SWT. Belanjakan harta pada jalan yang di ridhoi Allah SWT, usahakan mencari rezeki halal, lakukan kewajiban sedekah, zakat jika sampai nisab, dan lakukan perbuatan baik lainnya. Mengenai sedekah ini, nabi Muhammad SAW memberi perumpamaan sebutir benih yang ditanam, akan menghasilkan bijih yang berlipat ganda. Banyak orang yang sudah membuktikan keajaiban sedekah ini, lakukanlah!.
9. Sumber kesembilan, adalah Eneg (Energi Negatif). Sikap negatif harus dihindari, karena akan menghasilkan energi negatif (eneg). Sikap yang bisa mendatangkan energi negatif adalah pesimis, rakus, suka mengeluh, gengsi, kikir, boros dan melakukan tindakan maksiat kepada Allah SWT. Apabila energi negatif telah menghinggapi, jalan rezeki juga akan tertutup, karena otomatis jaringan silaturrahim akan terputus, dan perasaan malas pun akan menghinggapi.
Untuk masalah kikir ini, nabi Muhammad SAW bersabda: "Jagalah dirimu dari aniaya (zalim), sebab aniaya itu adalah kegelapan dihari kiamat , dan jagalah dirimu dari sifat kikir karena sifat kikir ini telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, mendorong mereka mengadakan pertumpahan darah dan menghalalkan semua apa yang diharamkan Allah SWT". (HR. Muslim).
Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi bagi semuanya, nantikan bahasan selanjutnya mengenai Mind Mapping, untuk menemukan potensi pribadi dan peluang kreatif guna mendatangkan rezeki.
Sumber: Buku 9 Rahasia Pembuka GEMBOK REZEKI, penulis DR. M. Mufti Mubarok.
Dengan perubahan beberapa kalimat, untuk memudahkan pemahaman.
Baca Juga: Mind Mapping, Mengetahui Potensi Diri
Baca Juga: Mind Mapping, Mengetahui Potensi Diri
No comments:
Post a Comment